Rabu, 02 Agustus 2017

MAKALAH PERADABAN PRA ISLAM



BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Akar peradaban ialah adab berasal dari bahasa Jawa kawi, peranakan dari bahsa Sangsakerta, yang ucapannya adab berarti kesopanan, hormat-menghormati budi bahasa, etiket, dan lain-lain. Sebelum munculnya Islam sebagai pembaharu dalam kehidupan baik secara social kebudayaan maupun pemerintahan telah berkembang kebudayaan besar didunia ini yang memiliki peran yang sangat besar yaitu Kebudayaan Romawi Timur, Kebudayaan Persia dan Kebudayaan Arab Jahiliyah yang nantinya akan turut mempengaruhi kemajuan kekuatan dari pengaruh Islam. Perkembangan kebudayaannya ini, menghasilkan 2 kekuatan besar yaitu “Agama dan Imperium” yang dijadikan sebagai dasar dalam pertumbuhan kebudayaan dan kerajaannya.
Dengan kekuatan agama mereka menyembah berhala-berhala atau mempunyai tuhan lebih dari satu (politheism).Dimana raja-raja menerapkan otoritas kesucian dan menjadi pimpinan persembahan dewa. Mereka menjalankan fungsi meditasi antara dewa dan manusia. Imperium juga mendukung pembentukan individualitas sosial dengan menyediakan dasar-dasar kultural, keagamaan dan hukum bagi sebuah masyarakat[2].
Kondisi sosial keagamaan, politik, pemerintahan dan lain-lain yang terjadi pada kebudayaan Romawi Timur, Kebudayaan Persia maupun Kebudayaan Arab Jahiliah, memberikan gambaran adanya berbagai macam interaksi yang kompleks bahwa telah terjadi pembentukan strata dalam lingkungan masyarakat. Serta bahkan pemimpin agama, pemerintah serta kaum politik merupakan orang-orang yang memiliki kedudukan elit. Oleh karena itu lewat makalah ini, penuyusun akan menyampaikan fenomena-fenomena kebudayaan yang terjadi.
Peradaban dunia menjelang lahirnya islam telah menyimpang jauh dari ketentuan ajaran Allah. Pada masa pra-islam. Terdapat dua kekuatan peradaban dunia, yaitu peradaban romawi timur dan peradaban Persia, dua kerajaan yang menjadi tetangga Arab, tempat lahirnya islam. Dua kekuatan besar tersebut merupakan dua super  power dunia pada masa itu sekaligus merupakan adikuasa dunia. Arab sebagai tempat munculnya agama islam belum dikenal dalam pencaturan sejarah dunia sebelumnya.
Peradaban Arab ketika itu memiliki corak, yaitu bobroknya moralitas, bahkan sama sekali tidak mencerminkan budaya yang positif, sehingga peradaban Arab ketika itu di sebut sebagai peradaban jahiliah. Dalam situasi dan kondisi peradaban dunia yang semacam itulah Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah untuk membawa agama islam dengan menjunjung tinggi peradaban bermoral.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana peradaban Romawi Timur sebelum islam  ?
2.      Bagaimana peradaban Arab Jahiliah sebelum islam ?
C.     TUJUAN
1.      Mengetahui peradaban Romawi Timur sebelum islam.
2.      Mengetahui peradaban Arab Jahiliah sebelum islam.



















BAB II
PEMBAHASAN

A.     PERADABAN ROMAWI TIMUR 
Kerajaan Romawi didirikan pada tahun 753 sebelum masehi (SM). Roma menjadi pusat mercusuar Romawi sekaligus Ibu kota kerajaan. Secara usia kota Roma lebih tua dari kerajaan Romawi karena jauh sepuluh abad sebelum kerajaan Romawi lahir, kota Roma sudah lama berdiri kokoh. Namun sayangnya, pada 395 SM setelah kematian Thedosius I, kekaisaran Romawi pecah menjadi dua bagian, kerajaan Romawi Barat (Roma) dan Kerajaan Romawi Timur, dengan beribu kota di Konstantinopel dan Konstantinus Agung (kaisar Constantin) sebagai Maharaja.
Seperti biasa, dalam sebuah kerajaan pasti terjadi pasang surut masa kejayaan. Begitu pula kerajaan Romawi, masa kejayaan disandang kerajaan Romawi ketika di bawah pimpinan Maharaja Yustianus I (527-565 M). Di era ini pula terjadi peperangan sengit dengan kerajaan Persia Sasanid, dan berujung pada sebuah perjanjian yang disebut “Perjanjian Damai Kekal” walaupun dalam praktik perjalanannya tidak kekal. Berkat jasa panglima Belisarius dan Narses, Romawi di bawah Yustianus I berhasil menaklukkan Afrika Utara, Italia, dan beberapa kawasan lainnya dari tangan bangsa Vandal dan Bangsa Got Timur.
Membicarakan kebudayaan Romawi tidak dapat dilepaskan dari afiliasi Yunani yang menghegemoninya. Pengaruh budaya Yunani sangat besar terhadap corak kebudayaan Romawi. Filsafat, kesenian, Ilmu pengetahuan, dan Kesusastraan Romawi secara esensial merupakan sinergitas dan kontinuitas dari kebudayaan Yunani.
1.      Agama 
Negeri-negeri yang berada dibawah kekuasaan Romawi Timur pada umumnya beragama nasrani yang pada waktu itu terpecah dalam berbagai aliran. Adapun yang termasyur diantara aliran tersebut ada tiga, yaitu sebagai berikut :
a.       Aliran Yaaqibah bertebaran di Mesir, Habsyah dan lain-lain.
b.      Aliran Nasathirah, Bertebaran di Musil, Irak dan Persia
c.       Aliran Mulkaniyah bertebaran di Afrika Utara, Sisilia cyria dan Spanyol
Diantara ketiga aliran ini terdapat perbedaan keyakinan. Aliran Yaaqibah berkeyakinan bahwa Isa Al-Masih adalah Allah dengan pengertian bahwa Allah dan manusia bersatu dalam diri Al masih. Sedangkan aliran Nasathirah dan Mulkaniyah berkeyakinan bahwa dalam diri Al- Masih terdapat dua tabiat, yaitu tabiat ke Tuhanan dan tabiat kemanusiaan.
Perbedaan seru terus-menerus terjadi antara aliran-aliran ini tertang keyakinan kepercayaan kepada Allah. Dilukiskan dalam Al-qur’an tentang kepercayaan mereka itu.
Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (Q.S. Al- Maidah (5):72)
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (Q.S. Al- Maidah (5):73)
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai 'Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah ?". 'Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib".(Q.S. Al- Maidah (5):116)
2.      Filsafat
Membicarakan masalah “kebudayaan Romawi”, terutama filsafat, kesenian, ilmu pengetahuan dan kesusastraan, kita juga harus membicarakan “kebudayaan Yunani” karena kebudayaan Yunani pada hakekatnya adalah lanjutan dari kebudayaan Yunani.
Jurji Zaidan, membagi kebudayaan Yunani kepada tujuh zaman, yaitu sebagai berikut :
1.      Masa dongeng (mitologi), yaitu zaman Yunani purba, dimana seluruh kebudayaannya penuh dengan dongeng dan khurafat.
2.      Masa Pahlawan (Heroik)(900-700 SM). Pada zaman ini hasil-hasil kebudayaan menggambarkan semangat kepahlawanan. Terkenalah sekumpulan syair yang bernama Iliasdan Odyssa ciptaan Homerus, yang melukiskan kisah perang.
3.      Masa Lyric (Perasaan)(700-500 SM), yaitu masa kolonisasi Yunani di daerah Timur Tengah dan Afrika Utara: masa berkuasanya “para Titan”. Karena itu puja dan puji menjadi sangat berpengaruh. Pada waktu itu banyak tercipta sajak-sajak lyric.
4.      Masa Keemasan (500-323 SM). Pada masa ini menjelmalah sajak-sajak tamsil (dramatik), filsafat, khithabah, dan sejarah.
5.      Masa Iskandary (323-146 SM). Pada masa ini pusat kebudayaan berpindah dari Athena ke Iskandary (Alexandria), sehingga Iskandary menjadi pusat segala kegiatan ilmu, filsafat, dan sebagainya.
6.      Masa Yunani-Romawi (142-550 SM). Pada masa ini daerah-daerah wilayah Yunani telah jatuh kedalam kekuasaan kerajaan Romawi. Dengan demikian, jatuhlah (mundurlah) kebudayaan Yunani. Akan tetapi, orang-orang kristen memperbaharui, megubah dan sebagainya, dan daerah-daerah wilayah Yunani dimasukan kedalam wilayah Romawi Timur.
7.      Masa Byzantium (550-1453 SM),yaitu zaman kegemilangan Romawi Timur (konstatinopel),dimana menjadi pusat peradaban dan kebudayaan Yunani.
3.      Bahasa Dan Kesenian
Ada tiga bahasa yang berpengaruh, yaitu bahasa latin, bahasa Greek dan bahasa Survani. Dalam bahasa ini ditulis kitab suci, undang-undang cerita, sajak-sajak dan sebagainya.Kesenian dan kesustraan Bizantium timbul kira-kira pada abad kelima dalam kemaharajaan Romawi Timur. Kesenian ini terus berkembang di Rusia dan Balkan. Kesenian Romawi sangat maju pada masa kakaisaran Yustianus I(527-565M) dan pengganti-penggantinya, dan meluas sampai ke Itali Utara. Patung-patung sangat banyak dibuat orang. Demikian pula bangunan-bangunan gereja yang berkubah yang sangat terkenal yaitu gereja Aya Sophia dan banyak didirikan gereja-gereja yang berbentuk silang Yunani berkubah lima. Disamping itu juga ada kegiatan seni lukis, seni pahat,, seni suara, filsafat dan lainnya yang semuanya berjiwa dan bersemangat gereja.
Dalam makalah ini kita akan menyinggung sedikit tentang raja-raja yang berkuasa di negara Romawi Timur, diantaranya:
1.      Justin I (518-527M)
Kaisar inilah yang memerintahkan kepada Negus untuk memerangi negeri Yaman (kerajaan Himyariyah)
2.      Justinian I (Justinianus Agung)
Kaisar ini mahsyur namanya, karena dengan kepintaran dan kecakapannya ia dapat mengembalikan kewibawaan negara, berkat keperwiraan dua panglimanya, yaitu Belicarius dan Narcea
3.      Justin II
Pada tahun-tahyn pertama dari masa pemerintahannya dia berhasil membendung serangan-serangan bangsa Persia. Pada masa ininlah nabi Muhammad dilahirkan yaitu pada tahun 571 M
4.      Maurice
5.      Heraclius I
Dialah kaisar yang bertarung dengan umat islam, dimasa pemerintahanyalah Suriah, tanah jajahan Romawi Timur itu seluruhnya jatuh dibawah kekuasaan kaum muslimin, yaitu pada masa pemerintahan Khalifah Umar Ibn Khattab.(Mukhtar Yahya, Perpindahan-perpindahan kekuasaan di Timur Tengah, hal472-474)
4.      Wilayah Kekuasaan dan Kebijakan Kerajaan
Romawi Timur memiliki wilayah meliputi: Semenanjung Balkan, Asia Kecil (sampai Armenia), Syiria sampai Eufrat dan Mesir. Setelah tahun 476 M, hubungan Romawi Barat dan Romawi Timur praktis putus. Romawi Timur dapat bertahan sampai tahun 1453 dengan melakukan perdagangan dan setiap serangan dari bangsa Barbar disikapi dengan memberi upeti.
Sebagai penguasa dunia orang-orang Romawi ternyata tidak berhasil menguasai orang Arab. Pengiriman pasukan sebanyak 10.000 dari mesir serta dukungan dari sekutunya ternyata menemui kegagalan, tujuan ekspansi tersebut untuk menguasai rute perjalanan yang dimonopoli oleh orang arab untuk kepentingan Romawi. Ketertarikan bangsa Romawi terhadap kawasan ini karena kawasan ini dikenal sebagai kawasan wangi, sebagai penghasil wewangian dan rempah-rempah.(Philip K. Hitti, History of the Arabs, hal:55)
Pada abad ke-5 kerajaan Romawi Barat sangat lemah sehingga Kaisar yang cakap dan semangatpun (misalnya Majorian, berkuasa 457-461 M) tidak berdaya mencegah tumbangnya kerajaan Barat. Sedangkan pada abad yang sama Kerajaan Timur bisa mengefektifkan sumber daya, energi, dan kebijakan kerajaanya, dan dari 414 sampai 518, kerjaan Romawi Timur diuntungkan dengan mempunyai penguasa-penguasa yang handal. Putra dan pengganti Theodosius I ditimur, Arcadius (395-408) sangat terkenal.
Pemerintah Romawi Timur menjauhkan para tuan tanah yang secara politik bisa mengancam untuk memungkinkan mereka mengubah tanah-tanah yang bernilai ekonomis menjadi daerah-daerah yang independen dari jabatan publik dan mengisinya dengan, dari tingkat hakim tinggi ke bawah dengan kelompok profesional kelas menengah, banyak diantara mereka adalah ahli hukum. Kaum profesional ini boleh jadi korup, tetapi mereka lebih patriotik dalam arti mereka menyadari bahwa kepentingan pribadi mereka menuntut tegaknya negara Romawi Timur.
Setidaknya dua Kaisar Roma, Marcian (450-457 M) dan Anastasius I (491-518 M) mengurangi korupsi pejabat dengan menerapkan kontrol ketat terhadap administrator-administrator keuangan pejabat, dan sekitar setengah perjalanan abad ke-5, kekuasaan hakim tinggi dikerajaan timur dibatasi dengan melarang mereka menunjuk hakim-hakim dibawahnya. Kebijakan pengawasan ketat administratif Marcian dan Anastasius I berhasil memperbaiki keuangan pemerintah Romawi Timur.
B.     PERADABAN ARAB JAHILIAH
Jazirah arabiah adalah tempat lahirnya islam dan kemudian menjadi pusat islam, merupakan pusat dari peradaban dan kebudayaan islam. Oleh karena itu, perlu dijelaskan mengenai keadaan geografi, penduduk, politik, ekonomi, dan sosial, bahkan agama, sebelum lahirnya agama islam. 
1.      Keadaan Negeri Arabia
Negeri Arabia terletak di sebelah barat daya Asia, dan merupakan semenanjung yang dikelilingi laut dari tiga jurusan; Laut Merah, Lautan Hindia, dan Teluk Persia.
Negeri-negeri Arabia pada umumnya terdiri dari padang pasir (sahara), tetapi tidak semuanya tandus, ada pula yang subur.
Para ahli geografi membagi Jazirah Arabia sebagai berikut:
a.       Arabia Petrix, yaitu daerah-daerah yang terletak di sebelah barat daya Lembah Syria.
b.      Arabia Deserta, yaitu daerah Syria sendiri.
c.       Arabia Felix, yaitu negeri Yaman, yang terkenal dengan sebutan “Bumi Hijau”.
Adapun ahli sejarah membagi penduduk Jazirah Arabia sebagai berikut:
a.       Arab Baidah (bangsa Arab yang telah punah), yaitu orang-orang Arab yang telah lenyap jejaknya dan tidak diketahui lagi, kecuali karena tersebut dalam kitab-kitab suci, seperti kaum Ad, dan Samud. Di antara kabilah meraka yang termashyur, yaitu Ad, Samud, Thasam, Jadis, dan Jurham.
b.      Arab Baqiyah (bangsa Arab yang masih lestari), dan mereka terbagi dalam dua kelompok, yaitu sebagai berikut:
·        Arab Aribah, yaitu kelompok Qahthan, dan tanah air mereka yaitu Yaman. Di antara kabilah-kabilah mereka yang terkenal, yaitu Jurham, Ya’rab, dan dari Ya’rab ini lahirlah suku-suku Kahlan dan Himyar.
·        Arab Musta’rabah, mereka adalah sebagian besar penduduk Arabia, dari dusun sampai ke kota, yaitu mereka yang mendiami bagian Jazirah Arabia dan negeri Hijaz sampai ke Lembah Syria. Mereka dinamakan Arab Musta’rabah karena pada waktu Jurham dari suku Qathaniyah mendiami Mekah, mereka tinggal bersama Nabi Ibrahim as. serta ibunya, di mana kemudian Ibrahim dan putra-putranya mempelajari bahasa Arab.
Menurut ahli riwayat Abul Fidaa mengatakan bahwa bangsa Arab terbagi tiga bagian, yaitu: Baidah, Aribah dan Musta’ribah.
Arab Musta’ribah, Arab Adnaniyah akhirnya bercabang menjadi dua suku besar yaitu Kabiah dan Mudlar. Dari Kabiah muncul kabilah Asad yang menempati utara lembah Rimmah dan kabilah Wail yang bercabang menjadi kabilah Qais Ailan yang menurunkan marga Hawazin dan Sulaiman; kabilah Tamim, kabilah Hudzail menempati pegunungan dekat Mekah, dan kabilah Kinaah dimana suku Quraisy datang darinya.
2.      Kerajaan-Kerajaan Arab
Sebelum Islam, di negeri-negeri Jazirah Arabia, telah berdiri beberapa kerajaan, yang sifat dan bentuknya ada dua macam, yaitu sebagai berikut:
a.       Kerajaan yang berdaulat, tetapi tunduk kepada kerajaan lain (mendapat otonomi dalam negeri).
b.      Kerajaan tidak berdaulat, tetapi mempunyai kemerdekaan penuh, ini lebih tepat disebut Induk Suku dengan kepala sukunya. Ia memiliki apa yang dimiliki oleh kerajaan-kerajaan yang sebenarnya.
Menurut A. Hasjmy, ada beberapa Kerajaan Arabia yang berdaulat, di antaranya sebagai berikut:
a.       Kerajaan Makyan, kerajaan ini terletak di selatan Arabia, yaitu di daerah Yaman.
b.      Kerajaan Saba, kerajaan ini juga berdiri di daerah tanah Yaman, yang pada waktu kerajaan Saba ini menggantikan kerajaan Makyan. Kerajaan Saba sangat maju dan terkenal dalam sejarah, terutama terkenal dengan bendungan raksasanya “Saddul Maarib”, sebagai bendungan raksasa pertama di dunia.
c.       Kerajaan Himyar, kerajaan ini terletak antara Saba dan Laut Merah, yang meliputi daerah-daerah yang bernama Qitban sehingga kerajaan ini kadang-kadang dinamakan juga Kerajaan Qitban. Daerah-daerah Yaman, dimana tempat berdirinya tiga kerajaan tersebut diatas kemudian dijajah oleh kerajaan Habsyah (kerajaan Habsyah dibawah naungan kerajaan Romawi Timur). Kemudian dijajah lagi oleh kerajaan Persia, dimana seluruh orang Habsyah dibunuh habis.
d.      Kerajaan Hirah, beberapa kabilah Arab yang tinggal dekat dengan perbatasan Kerajaan Romawi dan Persia mengenyam kemerdekaannya yang penuh. Mereka mendirikan kerajaan-kerajaan dan mereka menganut politik bersahabat dengan kerajaan besar tetangganya (Persia dan Romawi).
e.       Kerajaan Ghasan, kerajaan ini terletak di daerah Syam. Kerajaan ini sangat rapat hubungannya dengan Kerajaan Romawi Timur, sehingga satu waktu menjadi wilayah dari Kerajaan Romawi.
f.        Negeri Hijaz, Hijaz mempertahankan kemerdekaannya sejak lama, juga kerajaan Romawi dan Persia tidak dapat menjajah Hijaz.Penduduk Arab mempunyai satu agama, sedangkan aqidah mereka bermacam-macam, yang menjadi pusatnya adalah Mekah.
g.       Mekah, kota tempat berdirinya ka’bah dikuasai oleh Nabi Ismail, kemudian putra sulungnya, Nabit, kemudian oleh penguasa-penguasa dari Kabilah Jurham. Kemudian Kabilah Jurham digantikan oleh Kabilah Khuza’ah yang datang dari Yaman setelah runtuhnya bendungan Maarib yang dapat berkuasa selam lebih kurang 300 tahun. Pada masa itu mereka banyak berbuat kesalahan, terutama menimbulkan paham yang salah terhadap agama.
3.      Kekuasaaan kaum Quraisy
Pada abad V masehi kaum Quraisy merebut pimpinan Mekah dan Ka’bah dari Khuza’ah. Dibawah pimpinan kaum Quraisy, dan waktu itu Mekah menjadi maju.
Untuk mengurus Mekah dan sekitarnya, didirikanlah semacam pemerintahan oleh kaum Quraisy. Pada zaman Abdul  Muthalib, Mekah lebih maju dan sumur zamzam disempurnahkan pemugarannya, yaitu pada tahun 540 M.
4.      Keadaan Politik
Masyarakat pada zaman jahiliah tidak memiliki pemerintahan seperti sekarang. Mereka hanya memiliki pimpinan yang mengurus berbagai hal dalam keadaan perang dan damai. Sering terjadi perang antar kaum, antarkabilah, dan antar suku. Bahkan ada peperangan yang terjadi sampai beberapa tahun, misalnya:
a.       Perang Busus, perang initerjadi antara kabilah Bakar dengan Kabilah Taghlib selama 40 tahun, hanya disebabkan perselisihan mengenai seekor unta
b.      Perang Dahis;  perang ini terjadi antara pimpinan suku Al-Ghubara dan suku Dahis, juga selama 40 tahun, hanya lantaran beberapa persoalan kecil.
c.       Perang Fujar; peperangan ini terjadi kira-kira 268 tahun sebelum Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul.
Perang terjadi antara beberapa kabilah dan suku, terjadi selama bulan haram, pada masa berlangsungnya “pasar Ukaz”. Masalah perang hanya diesebabkan masalah kecil, yaitu mengenai unta yang disembelih.
5.      Keadaan Ekonomi dan Sosial
Sesuai dengan tanah Arab yang sebagian besar terdiri dari padang sahara, ekonomi mereka yang terpenting yaitu perdagangan. Masyarakat Quraisy berdagang sepanjang tahun. Di musim dingin mereka mengirim kafilah dagang ke Yaman, sedangkan di musim panas kafilah dagang mereka menuju Syiria.
Perdagangan yang paling ramai di Kota Mekah yaitu selama musim “Pasar Ukaz”, yaitu pada bulan Zulqaidah, Zulhijjah, dan Muharram. Adapun keadaan social mereka, terdapat beberapa segi yang baik dan ada pula yang buruk. Segi-segi yang baik, misalnya setia kepada kawan dan setia kepada janji, menghormati tamu, tolong menolong antara anggota-anggota kabilah. Segi-segi yang buruk, misalnya merendahkan derajat wanita, suka bermusuhan atau berperang lantaran masalah sepele.
6.      Kehidupan Intelektual
Sekalipun Jazirah Arab, terutama Hijaz dan Najd, terpencil dari dunia luar, namun mereka memiliki daya intelektual yang sangat cerdas. Bukti dari kecerdasan mereka dapat dilihat pada berbagai peninggalan mereka, baik dalam bidang politik, ekonomi, dan social. Bukti kecerdasan akal mereka dalam ilmu pengetahuan antara lain:
1.      Ilmu astronomi. Bangsa Kaidan (Babilon)  adalah guru dunia bagi ilmu astronomi. Mereka telah menciptakan ilmu astronomi dan membina asas-asasnya. Pada waktu tentara Persia menyerbu negeri Babilon, sebagian besar dari mereka termasuk ahli ilmu astronomi mengungsi ke negeri-negeri Arab. Dari merekalah orang Arab mempelajari ilmu astronomi
2.      Ilmu meteorologi. Mereka menguasai ilmu cuaca dan ilmu iklim (meteorologi) yang dalam istilah mereka waktu itu disebut Al-anwa wa mahabburriyah atau istilah bahasa arab moderen disebut adh-dhawahirul jauwiyah.
3.      Ilmu mitologi. Ini semacam ilmu pengetahuan beberapa kemungkinan terjadinya peristiwa (seperti perang, damai, dan sebagainya), yang disarkan oada bintang-bintang. Seperti halnya orang-orang arab purba,maka merekapun menuhankan matahari, bulan, dan bintang-bintang. Atas pemberitahuan dari tuhannya mereka mengetahui sesuatu.
4.      Ilmu tenung. Ilmu tenung juga berkembang pada mereka, dan ilmu ini dibagi oleh bangsa Kaldan (Babilon) ke tanah Arab. Kemudian ilmu tenung berkembang sangat luas dalam kalangan mereka
5.      Ilmu thib (kedokteran). Ilmu thib ini berasal dari bangsa Kaldan (Babilon). Mereka mengadakan percobaan menyembuhkan orang-orang sakit di tepi jalan, kemudian merekan menanyakan kepada siapapun yang melalui jalan tersebut mengenai obatnya lalu dicatat. Dengan percobaaan terus menerus akhirnya mereka mendapat ilmu pengobatan bagi ornag sakit.
6.      Pada awalnya pengobatan dilakukan oleh tukang tenung, kemudian dukun (tabib) hingga akhirnya berkembang. Ilmu kedokteran dari bangsa babilon diambil oleh bangsa lain, termasuk oleh orang Arab, sehingga ilmu tersebut menjadi berkembang dikalangan bangsa arab.
7.      Bahasa
Dalam bidang bahasa dan seni bahasa, bangsa Arab sebelum Islam sangat maju. Bahasa mereka sangat indah dan kaya. Syair-syair mereka sangat banyak. Dalam lingkungan mereka seorang penyair sangat dihormati. Setiap tahun di “pasar Ukaz” diadakan deklamasi sajak yang sangat luas. Hal tersebut terbukti dengan diadakannya beberapa kegiatan rutin antara lain:


·        Khithabah
Khithabah (retorika) sangat maju, dan inilah satu-satunya alat komunikasi yang sangat luas medannya. Di samping sebagai penyair, bangsa Arab Jahiliah pun sangat fasih berpidato dengan bahasa yang sangat indah dan bersemangat. Ahli pidato mendapat derajat tinggi dalam masyarakat, sama halnya dengan penyair.
·        Majlis Al-Adab dan Sauqu Ukaz
Telah menjadi kebiasaan masyarakat Arab Jahiliyah, yaitu mengadakan majelis atau nadwah (klub), di tempat inilah mereka mendeklamasikan sajak, bertanding pidato, tukar-menukar berita dan sebagainya. Terkenallah dalam kalangan mereka “Nadi Quraisy” dan “Darun Nadwah” yang berdiri di samping Ka’bah.
Disamping itu mereka mengadakan Aswaq ( pekan) pada waktu tertentu, dibeberapa tempat dalam negeri Arab. Tiap-tiap ada sauq berkumpullah saudagar dengan barang dagangannya, penyair dengan sajak-sajaknya,  ahli pidato dengan khotbah-khotbahnya, dan sebagainya. Adapun yang sngat terkenal di antara Aswaq mereka yaitu sauq Ukaz  atau “pekan Ukaz” yang diadakan pada suatu tempat tidak jauh dari kota Mekah menuju ke Thaif.
8.      Catatan Keturunan
Satu hal yang menjadi sangat penting bagi bangsa arab Jahiliah, yaitu Al-Ansab atau catatan keturunan, yaitu untuk memlihara asal-usul keturunan. Oleh karena itu, bangsa Arab pada umumnya menghafal silsilah keturunannya, sampai sejauh-jauhnya, dan mungkin ini pulalah yang menyebabkan mereka memiliki kecakapan khusus dalam memlihara riwayat hadis.








BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Kerajaan Romawi didirikan pada tahun 753 sebelum masehi (SM). Roma menjadi pusat mercusuar Romawi sekaligus Ibu kota kerajaan. Secara usia kota Roma lebih tua dari kerajaan Romawi karena jauh sepuluh abad sebelum kerajaan Romawi lahir, kota Roma sudah lama berdiri kokoh. Namun sayangnya, pada 395 SM setelah kematian Thedosius I, kekaisaran Romawi pecah menjadi dua bagian, kerajaan Romawi Barat (Roma) dan Kerajaan Romawi Timur, dengan beribu kota di Konstantinopel dan Konstantinus Agung (kaisar Constantin) sebagai Maharaja
Jazirah arabiah adalah tempat lahirnya islam dan kemudian menjadi pusat islam, merupakan pusat dari peradaban dan kebudayaan islam. Oleh karena itu, perlu dijelaskan mengenai keadaan geografi, penduduk, politik, ekonomi, dan sosial, bahkan agama, sebelum lahirnya agama islam. 

















DAFTAR PUSTAKA

Drs. Samsul Munir Amin, M.A, 2013, Sejarah peradaban Islam,Wonosobo, AMZAH
https://docs.google.com/document/d/1LwXZVwnEcCy0kc5T5niJUs7HjePAzhpQnbAdOAkUk2o/edit
http://www.kompasiana.com/amie.andari/ayasofya-saksi-kisah-dramatis-jatuhnya-konstantinopel_5510a522a333117c39ba8834


KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.




DAFTAR ISI

KATA PENGATAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.     Peradaban Romawi Timur 
B.     Peradaban Arab Jahiliah
BAB III PENUTUP
A.     Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA


MAKALAH
PERADABAN DUNIA SEBELUM ISLAM
PERADABAN ROMAWI TIMUR &
PERADABAN ARAB JAHILIYAH


DOSEN PENGAMPU : MOH. SOLIHIN, M.Si










 







Disusun Oleh

1. JULIANA
2. ANDRIANI



STITNU AL-MAHSUNI DANGER
2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA SEBAGAI PROSES PENGUATAN MENTAL ANTI KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Beberapa negara di Asia memiliki beragam istilah tentang korupsi. Di China, Hong Kong dan T...