Kamis, 22 Februari 2018

MAKALAH MAKANAN FUNGSIONAL



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Hidup yang baik dan bermakna hanya dapat diwujudkan dengan hidup yang sehat.  Pepatah mengatakan bahwa kesehatan adalah harta yang paling berharga dalam hidup ini. Untuk mendapatkan hidup yang sehat dapat dilakukan dengan pola makan atau kebiasaan makan yang baik dan benar. Makanan merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup. Tanpa makanan, makhluk hidup tidak bisa untuk menjalankan kegiatan sehari-hari. Setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, tua muda, sakit sehat selalu membutuhkan makanan, dalam jenis dan porsi yang berbeda.
Kebutuhan akan makanan mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Berawal dari istilah empat sehat lima sempurna, dimana setiap orang disarankan untuk memenuhi kebutuhan gizi melalui sumber karbohidrat (beras, ubi, gandum), lauk sebagai sumber protein dan lemak (ikan, tempe, tahu, daging dsb), sayur sebagai sumber vitamin, serat dan mineral, buah sebagai sumber vitamin dan mengonsumsi susu agar menjadi 5 sempurna. Namun demikian, empat sehat lima sempurna tidaklah harus dipenuhi, mengingat kebutuhan masing-masing orang akan berbeda misalnya orang yang megalami kegemukan (obese) tidak disarankan mengkonsumsi berbagai makanan yang berlemak.
Kebutuhan makanan bagi setiap orang kemudian bergeser menjadi menu seimbang, dalam artian, bahwa kebutuhan tiap individu tidak harus mengikuti empat sehat lima sempurna, namun disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu. Pergeseran kebutuhan makanan terjadi lagi, mengingat terjadi peningkatan penyakit seperti kanker, diabetes mellitus, jantung dan sebagainya. Seiring dengan makin meningkatnya kesadaran pangan masyarakat akan pentingnya hidup sehat, maka tuntutan konsumen terhadap bahan pangan juga semakin bergeser. Bahan pangan yang kini mulai banyak diminati konsumen bukan saja yang mempunyai komposisi gizi yang baik serta kenampakan dan cita rasa yang menarik, tetapi juga harus memiliki fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh.
Saat ini banyak dipopulerkan bahan pangan yang mempunyai fungsi fisiologis tertentu di dalam tubuh, misalnya untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, menurunkan kadar gula darah, meningkatkan penyerapan kalsium, dan lain-lain. Saat ini telah banyak diketahui bahwa di dalam bahan pangan terdapat senyawa yang mempunyai peranan penting bagi kesehatan. Senyawa tersebut mengandung komponen aktif yang mempunyai aktivitas fisiologis yang memberikan efek positif bagi kesehatan tubuh orang yang mengkonsumsinya. Istilah pangan fungsional merupakan nama yang paling dapat diterima semua pihak untuk segolongan makanan dan atau minuman yang mengandung bahan-bahan yang diperkirakan dapat meningkatkan status kesehatan dan mencegah timbulnya penyakitpenyakit tertentu.
Pangan fungsional dibedakan dari suplemen makanan dan obat berdasarkan penampakan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Kalau obat fungsinya terhadap penyakit bersifat pengobatan (kuratif), maka pangan fungsinal hanya bersifat membantu pencegahan suatu penyakit (preventif). Sedangkan suplemen makanan adalah bahan pangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan bagi diet normal yang merupakan sumber gizi.
Kelompok senyawa yang dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu di dalam pangan fungsional adalah senyawa-senyawa alami di luar zat gizi dasar (karbohidrat, protein, dan lemak) yang terkandung dalam pangan yang bersangkutan, yaitu: serat makanan (dietary fiber), oligosakarida, gula alkohol (polyol), asam lemak tidak jenuh jamak (polyunsaturated fatty acids = PUFA), peptida dan protein tertentu, glikosida dan isoprenoid, polifenol dan isoflavon, kolin dan lesitin, bakteri asam laktat, phytosterol, vitamin dan mineral tertentu (Tarigan, 1986).
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dalam uraian di atas, dapat penulis rumuskan  masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1.      Bagaimanakah peran kedelai sebagai pangan fungsional?
2.      Bagaimakah peran kedelai untuk mencegah penyakit jantung?
3.      Bagaimakah peran kedelai untuk mencegah osteoporosis?
4.      Bagaimakah peran kedelai pada kejadian  menopause?
5.       Bagaimakah peran kedelai untuk mencegah kanker?
6.      Bagaimakah peran kedelai untuk mencegah penyakit ginjal?
7.      Bagaimakah peran kedelai untuk mencegah diabetes mellitus?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Mendeskripsikan peran kedelai sebagai pangan fungsional.
2.      Mendeskripsikan peran kedelai untuk mencegah penyakit jantung.
3.      Mendeskripsikan peran kedelai untuk mencegah osteoporosis.
4.      Mendeskripsikan peran kedelai pada kejadian menopause.
5.      Mendeskripsikan peran kedelai untuk mencegah kanker.
6.      Mendeskripsikan peran kedelai untuk mencegah penyakit ginjal
7.      Mendeskripsikan peran  kedelai untuk mencegah diabetes mellitus

D.    Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini bermanfaat bagi semua kelompok masyarakat agar lebih mengetahui jenis - jenis bahan pangan yang bersifat fungsional dan memiliki peran yang baik dalam mencegah berbagai penyakit. Makalah ini membahas tentang kedelai sebagai contoh pangan fungsional. Kedelai yang telah dikenal sehari-hari oleh masyarakat Indonesia sejak lama ternyata memiliki berbagai manfaat akan dibahas dalam makalah ini. Dengan mengetahui kandungan zat gizi dan senyawa lainnya didalam kedelai akan membuat masyarakat mengetahui peranan kedelai sebagai pangan fungsional. Penulisan makalah ini juga bermanfaat bagi penulis agar lebih mengembangkan pengetahuan tentang bahan pangan yang bersifat fungsional dengan harapan ditemukannya berbagai manfaat dari bahan pangan lainnya yang sudah tidak asing lagi bagi kita.







                                                                                    BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Makanan Fungsional
            Makanan fungsional adalah pangan yang karena kandungan komponen aktifnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, diluar manfaat yang diberikan  oleh zat-zat gizi yang terkandung di dalammya (The First Internasional Conferensi East- West Perspective on Fungsional Foods 1996 ).
Pangan fungsional adalah pangan olahan yang mengandung bahan-bahan yang berdasarkan kajian ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu, tidak membahayakan, dan bermanfaat bagi kesehatan (Wildman 2001). Pangan fungsional adalah pangan yang dapat memberikan  manfaat  kesehatan diluar zat-zat gizi dasar (The International  Food Information). Pangan fungsional adalah pangan yang secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan  kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat  bagi kesehatan. Serta dikonsumsi  sebagai mana layaknya makanan atau minuman, mempunyai karakteristik sensori berupa penampakan, warna dan tekstur dan cita rasa yang dapat diterima  oleh konsumen, tidak memberikan kontraindikasi dan tidak memberikan efek samping pada jumlah  penggunaan yang dianjurkan  terhadap metabolisme zat gizi lainnya (Badan POM, 2001).Pangan Fungsional adalah pangan yang kandungan komponen aktifnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan di luar manfaat yang diberikan zat gizi yang terkandung di dalamnya. Dikenal dengan nutraceutical, designer food, medicinal food, therapeutic food, food ceutical dan medifood.
Pangan fungsional adalah pangan yang memiliki tiga fungsi yaitu fungsi primer, artinya makanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral); fungsi sekunder artinya makanan tersebut dapat diterima oleh konsumen secara sensoris dan fungsi tersier artinya makanan tersebut memiliki fungsi untuk menjaga kesehatan, mengurangi terjadinya suatu penyakit dan menjaga metabolisme tubuh. Jadi pangan fungsional dikonsumsi bukan berupa obat (serbuk) tetapi dikonsumsi berbentuk makanan. Contoh makanan fungsional yaitu makanan yang mengandung bakteri yang berguna untuk tubuh: yoghurt, yakult, makanan yang mengandung serat, misalkan bekatul, tempe, gandum utuh, makanan yang mengandung senyawa bioaktif seperti teh (polifenol) untuk mencegah kanker, komponen sulfur (bawang) untuk menurunkan kolesterol, daidzein pada tempe untuk mencegah kanker, serat pangan (sayuran, buah, kacang-kacangan) untuk mencegah penyakit yang berkaitan dengan pencernaan.

B.     Syarat - Syarat Pangan Fungsional
            Menurut para ilmuwan Jepang, beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu produk agar dapat dikatakan sebagai pangan fungsional adalah.
1.      Harus merupakan produk pangan (bukan berbentuk kapsul, tablet, atau bubuk) yang berasal dari bahan (ingredient) alami
2.      Dapat dan layak dikonsumsi sebagai bagian dari diet atau menu sehari – hari
3.      Mempunyai fungsi tertentu pada saat dicerna, serta dapat memberikan peran dalam proses tubuh tertentu, seperti: memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, mencegah penyakit tertentu, membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit tertentu, menjaga kondisi fisik dan mental, serta memperlambat proses penuaan                

C.    Klasifikasi Pangan Fungsional
Klasifikasi penggolongan pangan fungsional menurut Juvan et al. 2005 adalah sebagai berikut.
1.      Berdasarkan golongan dari pangan tersebut (produk susu dan turunannya, minuman, produk sereal, produk kembang gula, minyak, dan lemak)
2.      Berdasarkan penyakit yang akan dihindari atau dicegah (diabetes, osteoporosis, kanker kolon)
3.      Berdasarkan efek fisiologis (imunologi, ketercernaan, aktivitas anti-tumor)
4.      Berdasarkan kategori komponen bioaktif (mineral, antioksidan, lipid, probiotik)
5.      Berdasarkan sifat organoleptik dan fisikokimia (warna, kelarutan,tekstur)
6.      Berdasarkan proses produksi yang digunakan (kromatografi, enkapsulasi, pembekuan).
7.      Kedelai.
      Tanaman kedelai telah diusahakan di Indonesia sejak tahun 1970. Sebagai bahan makanan kedelai banyak mengandung protein, lemak dan vitamin, sehingga tidak mengherankan bila kedelai mendapat julukan : gold from the soil/ emas yang muncul dari tanah (Ditjen Pertanian Tanaman Pangan, 1991). Berdasar warna kulitnya, kedelai dapat dibedakan atas kedelai putih, kedelai hitam, kedelai coklat dan kedelai hijau. Kedelai yang ditanam di Indonesia adalah kedelai kuning atau putih, hitam dan hijau. Perbedaan warna tersebut akan berpengaruh dalam penggunaan kedelai sebagai bahan pangan, misalnya untuk kecap digunakan kedelai hitam, putih atau kuning sedangkan susu kedelai dibuat dari kedelai kuning atau putih (Suliantari dan Winniati, 1990).
Kacang kacangan merupakan sumber protein dan lemak nabati penting. Selain itu dikenal sebagai bahan pangan yang kaya akan zat gizi, telah diketahui bahwa kacang-kacangan (kedelai, kecipir dan lain-lain) juga mengandung komponen yang dapat merugikan kesehatan. Komponen tersebut dikenal dengan istilah zat anti gizi antara lain adalah tripsin inhibitor, hemaglutinin, asam fitat dan lainnya. (Marliyati, 1992)
Kedelai termasuk salah satu sumber protein yang harganya relatif murah jika dibandingkan dengan sumber protein hewani. Dari segi gizi kedelai utuh mengandung protein 35 - 38 % bahkan dalam varietas unggul kandungan protein dapat mencapai 40 - 44 % (Koswara, 1995). Komposisi zat gizi kedelai kering dan basah berbeda, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Kedelai dalam 100 Gram
Zat Gizi
Kedelai Basah
Kedelai Kering
Energi (kkal)
286,0
331,0
Protein (g)
30,2
34,9
Lemak (g)
15,6
18,9
Karbohidrat (g)
30,1
34,8
Kalium (g)
196,0
227,0
Fosfor (g)
506,0
585,0
Besi (mg)
6,9
8,0
Vit. A (SI)
95,0
110,0
Vit. B (mg)
0,93
1,07
Air (g)
20,0
7,5
Sumber : Widya Karya Pangan dan gizi ( 2000 )
      Bila dilihat dari komposisi kacang kacangan secara umum, maka sekitar 25% dari kalori (energi) yang terdapat dalam kacang-kacangan adalah protein. Kacang-kacangan biasanya kekurangan metionin, yaitu salah satu asam amino esensial yang diperlukan untuk membuat suatu protein lengkap (Winarno, 1993). Nilai protein kedelai jika difermentasi dan dimasak akan memiliki mutu yang lebih baik dari jenis kacang-kacangan lain. Disamping itu, protein kedelai merupakan satu-satunya leguminosa yang mengandung semua asam amino esensial (yang jumlahnya 8 buah atau 10 buah bila dimasukkan sistein dan tirosin) yang sangat diperlukan oleh tubuh.
                        Tabel 2. Kandungan Asam Amino Esensial Kedelai Per 100 gr
Asam Amino Essensial
Kandungan/100 g
Isoleusin (mg)
47,3
Leusin (mg)
77,4
Lisin (mg)
56,9
Metionin (mg)
11,0
Sistin (mg)
8,6
Fenilalanin (mg)
49,4
Tirosin (mg)
32,3
Treonin (mg)
41,3
Triptophan (mg)
11,5
Valin (mg)
47,6
Sumber : Widya Karya Pangan dan gizi ( 2000 )
     
Protein kedelai juga memiliki kandungan lisin (asam amino esensial) dalam jumlah besar sehingga dapat menutupi kekurangan lisin yang biasanya terdapat pada beras dan jagung (Winarno, 1993). Perlu diketahui bahwa kedelai juga mempunyai kekurangan yaitu hanya mengandung sedikit asam amino metionin, selain itu kedelai juga mempunyai bau langu yang disebabkan oleh adanya aktivitas enzim lipoksigenase yang secara alami terdapat didalam kacang-kacangan (Muchtadi, 1992)
D.    Peran Kedelai sebagai Pangan Fungsional
            Disamping bernilai gizi tinggi, para peneliti menemukan bahwa kedelai mempunyai banyak efek menguntungkan kesehatan bila dikonsumsi. Kacang kedelai merupakan sumber protein yang dapat dicerna sangat baik. Meskipun kandungan vitamin (vitamin A, E, K dan beberapa jenis vitamin B) dan mineral (K, Fe, Zn dan P) didalamnya tinggi, kedelai rendah dalam kandungan asam lemak jenuh, dengan 60 % kandungan asam lemak tidak jenuhnya terdiri atas asam linoleat dan linolenat, yang keduanya diketahui membantu kesehatan jantung.
Pada bulan Oktober 1999 US FDA menyetujui klaim kesehatan yang menyatakan bahwa konsumsi 25 gram protein kedelai sebagai bagian dari diet rendah lemak jenuh dan kolesterol, dapat mengurangi resiko penyakit jantung, yang merupakan penyebab kematian nomor satu di banyak negara maju. Hasil-hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kedelai dapat membantu mencegah penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, diabetes, osteoporosis dan beberapa jenis kanker. Penelitian medis terkini sedang meneliti lebih lanjut potensi yang menguntungkan tersebut dan mekanisme kerjanya.
Pada saat ini, banyak penelitian di negara maju terutama di AS tentang manfaat protein bagi kesehatan. Konsumsi protein kedelai setiap hari dapat menurunkan resiko penyakit jantung dengan menurunkan kadar kolesterol LDL darah dan lemak darah. Selama bertahun - tahun para peneliti mendapatkan bahwa konsumsi makanan dari kedelai mempunyai efek cenderung menurunkan kolesterol. Kedelai rendah kadar asam lemak jenuhnya dan tidak mengandung kolesterol. Penggantian protein hewani dengan protein kedelai dalam makanan sehari-hari terbukti menurunkan kadar kolesterol baik pada hewan percobaan maupun manusia meskipun mekanismenya belum begitu jelas. Para peneliti telah menemukan bahwa isoflavon yang terdapat dalam protein kedelai meningkatkan efek penurunan kolesterol pada monyet rhesus. Sinergi antara protein dan isoflavon di duga merupakan faktor utama dalam kemampuan kedelai dalam menurunkan kelesterol. Protein kedelai juga menunjukkan daya hambat dalam oksidasi kolesterol LDL.
Konsumsi protein kedelai juga terbukti dapat menurunkan resiko osteoporosis. Protein kedelai dalam bentuk isalat dapat mencegah kerapuhan tulang pada tikus percobaan yang dijadikan model untuk mempelajari osteoporosis. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi apakah sifat protektif kedelai ini berasal dari protein atau isoflavon yang terkandung di dalamnya. Para peneliti yang lain menemukan bahwa orang yang mengkonsumsi protein kedelai kehilangan kalsium lebih sedikit ke dalam urine dibandingkan dengan orang yang mengkonsumsi protein hewani. Konsumsi asam amino belerang yang berlebihan, yang terjadi jika banyak mengkonsumsi protein hewani, cenderung untuk memperbanyak kehilangan kalsium dalam urin. Konsumsi protein kedelai juga mempunyai efek yang menguntungkan fungsi ginjal. Pada tikus percobaan yang didisain mempunyai penyakit ginjal, konsumsi protein kedelai mempunyai daya hidup yang lebih baik dan mempunyai kerusakan ginjal yang lebih sedikit dibandingkan dengan konsumsi protein susu (kasein). Suatu studi yang dilakukan pada sukarelawan yang sehat menunjukkan adanya perbedaan dalam fungsi ginjal antara yang mengkonsumsi protein kedelai dengan yang mengkonsumsi protein hewani pada kadar yang sama. Pada saat mengkonsumsi protein kedelai terjadi glomerular filtration rate, aliran plasma ginjal dan kejernihan fraksi albumin yang lebih rendah. Satu mangkok kedelai rebus akan memberikan 6 gram serat makanan, termasuk serat larut dan tidak larut. Sekitar setengah dari kandungan karbohidrat dalam kedelai merupakan serat. Proses pengolahan banyak mengurangi kandungan serat dalam produk - produk kedelai. Makanan dari kedelai sangat sedikit mengandung pati. Dibandingkan dengan kacang - kacangan yang lain, kandungan oligosakarida yang tinggi dalam kedelai bertanggung jawab atas timbulnya penyakit flatulensi. Tetapi, kandungan bahan tersebut relatif kecil pada tahu, dan produk fermentasi kedelai seperti miso dan tempe. Sekitar 60 % oligosakarida dalam kedelai akan tercuci jika kedelai direndam dalam air dan dimasak kemudian ditiriskan. Konsumsi oligosakarida mempunyai keuntungan karena dapat merangsang pertumbuhan bakteri bifido (bifidobacteria), yang diduga dapat memperpanjang umur dan menurunkan resiko penyakit kanker kolon. Para peneliti di Jepang telah menyarankan untuk menggunakan oligosakarida dari kedelai untuk mensubstitusi atau mengganti gula meja (gula pasir) karena mempunyai efek terhadap kesehatan seperti yang dijelaskan di atas.Satu setengah mangkok rebus kedelai dapat memberikan sekitar 10 % kebutuhan orang dewasa per hari untuk tiamin, riboflavin, vitamin B6 dan folat. Hal yang harus dicatat adalah sekitar 50 % vitamin B6 dalam kedelai berbentuk glikosida, yang ketersediaannya lebih rendah dibandingkan dengan bentuk aglikonnya. Pada pengolahan kedelai menjadi produk kedelai terdapat kehilangan kandungan vitamin larut lemak yaitu E dan K. Meskipun rasio vitamin E (mg) terhadap asam lemak tidak jenuh (g) dalam kedelai agak lebih kecil dibandingkan dengan minyak nabati lainnya, tetapi minyak kedelai masih merupakan sumber vitamin E yang baik. Sekitar 30 % dari vitamin E akan hilang pada proses pemurnian minyak kedelai. Sebagian besar vitamin E dalam kedelai berbentuk gamma-tokoferol. Menurut data dari USDA, 100 gram kedelai rebus mengandung 2 mg alfa-tokoferol atau sekitar 15 % dari kebutuhan vitamin E yang dianjurkan per hari atau RDA. Seratus gram minyak kedelai mengandung 18.2 mg alfa-tokoforol atau sekitar 2.5 mg per sendok makan atau 0.2 mg per gram minyak. Menurut data dari USDA tahu hampir tidak mengandung vitamin E meskipun kandungan lemaknya masih sekitar 6 %. Minyak kedelai komersial juga merupakan sumber vitamin K yang baik. USDA menyatakan bahwa 100 gram minyak kedelai mengandung 193 mikrogram vitamin K. Kebutuhan vitamin K per hari adalah 1 mg/kg berat badan. Sayuran berdaun hijau merupakan sumber vitamin K terbaik, meskipun demikian kontribusi vitamin K dari minyak kedelai juga cukup besar. Kandungan vitamin K pada miso adalah 11 mg/100 gram dan merupakan sumber vitamin K yang baik. Kandungan vitamin K pada tahu mentah dan susu kedelai relatif rendah, masing-masing 2 dan 3 mg per 100 gram. Kedelai relatif tinggi kandungan zat besi, fosfat, tembaga, magnesium dan mangan. Juga mengandung kalsium dan seng,
Ketersediaan mineral merupakan hal yang penting pada saat mengevaluasi kedelai sebagai sumber mineral. Seperti untuk zat gizi lainnya, kandungan mineral dalam produk kedelai bervariasi tergantung cara pengolahannya. Tahu dibuat dengan cara mengendapkan protein dalam susu kedelai dengan garam kalsium, sehingga kandungan kalsium didalamnya sangat tinggi. Berbeda dengan kalsium, ketersediaan zat besi dalam kedelai agak rendah. Adanya phitat dan protein kedelai menghambat penyerapan zat besi dalam kedelai, meskipun lebih baik dibandingkan kacang-kacangan lainnya. Proses fermentasi kedelai dapat meningkatkan ketersediaan zat besi dalam kedelai. Hal ini diduga akibat terhidrolisisnya asam phitat akibat fermentasi. Ketersediaan seng atau Zn dalam kacang-kacangan dan produk-produk kedelai relatif baik, meskipun lebih rendah bila dibandingkan dengan daging. Sekitar 25 – 30 % seng dalam kedelai dapat diserap. Meskipun demikian, jumlah Zn dalam kedelai untuk memenuhi anjuran RDA masih lebih rendah persentasinya dibandingkan dengan zat besi.Sejumlah senyawa dalam kedelai yang mempunyai efek bioaktif adalah senyawa - senyawa yang digolongkan sebagai phitokimia, antara lain asam phenolat, saponin, isoflavon dan phitosterol. Phitokimia berasal dari sumber nabati, dan merupakan senyawa non gizi yang mempunyai banyak efek menguntungkan bagi kesehatan. Kacang kedelai merupakan sumber isoflavon yang kaya, juga sumber phitokimia. Isoflavon membantu mengurangi resiko penyakit jantung koroner, simptom menopouse, penyakit prostat dan kanker. Keuntungan tersebut berasal dari kemampuan isoflavon untuk mensubstitusi atau menutupi pengaruh estrogen pada tubuh. Agar estrogen mempunyai pengaruh, maka senyawa tersebut harus berikatan dengan reseptor estrogen pada sel manusia (seperti mekanisme kunci dan gembok). Isoflavon, karena mempunyai struktur kimia yang sangat mirip estrogen (sering disebut estrogen alami) mempunyai sifat yang cocok dengan beberapa reseptor.
Isoflavon termasuk salah satu jenis polifenol atau flavonoid. Molekul ini juga bersifat sebagai fitoesterogen kerena kemampuannya berinteraksi dengan reseptor estrogen pada sel. Pada umumnya isoflavon terdapat dalam tanaman kacang-kacangan, dengan kandungan yang cukup besar, yaitu sekitar 0,25 %. Dalam kedelai, isoflavon terdapat dalam bentuk glikosida, yang terdiri dari 64% genistein, 23% daidzein, dan 13 % glisitin. Isoflavon kedelai tergolong dalam fitoestrogen nonsteroidal, yang terbukti mempunyai sifat potensial dalam perlindungan dan pencegahan terhadap beberapa penyakit degeneratif, yaitu kardiovaskular, kanker dan osteoporosis. Hasil penelitian pada tahun 1999 menunjukkan bahwa pasien-pasien yang menderita hiperkolesterolemik akan menurun kadar total kolesterol dan trigliserida darahnya dengan mengkonsumsi isoflavon dalam dietnya selama 9 minggu.                
Bentuk isoflavon utama yang dijumpai dalam kedelai adalah genistein dan daidzein dan masing-masing bentuk glikosidanya yaitu genistin dan daidzin. Bentuk glikosida akan terlepas setelah hidrolisa oleh enzim usus yaitu glukosidase yang selanjutnya diserap atau dimetabolisme lebih lanjut menjadi berbagai jenis metabolit spesifik.
Kadar isoflavon dalam produk-produk kedelai dapat bervariasi tergantung jenis kedelai, kondisi pertumbuhan, cara pengolahan dan faktor-faktor lainnya. Tidak semua produk kedelai mengandung genistein dan daidzein, karena keduanya dapat hilang selama pengolahan. Tetapi, isoflavon ketersediaan biologisnya sangat tinggi jika dikonsumsi manusia, baik sebagai makanan maupun food suplemen.Makanan yang terbuat dari kedelai mempunyai jumlah isoflavon yang bervariasi, tergantung bagaimana mereka diproses. Makanan dari kedelai seperti tahu, susu kedelai, tepung kedelai dan kedelai utuh mempunyai kandungan isoflavon berkisar antara 130 - 380 mg/100 gram. Kecap dan minyak kedelai tidak mengandung isoflavon. Tabel 2 menunjukkan kadar isoflavon beberapa produk olahan kedelai.
Tabel 2. Produk pangan dari kedelai dan kadar isoflavon total (Data dari USDA Iowa
State University Database on the Isoflavone Content of Food, 1999)
Produk Olahan Kedelai
Kadar Isoflavon (mg/100g bdd)
Miso
Miso soup mix, dry
Soymilk
Soybean butter
Soybean oil
Soy flour, full fat, roasted
Soy protein isolate
Tempeh burger
Tofu (Mori-Nu, silken, firm)
Tofu (Vitasoy, silken, soft)
2.55
0.39
9.56
0.57
0.00
198.95
97.43
3.00
7.91
33.17

            Isoflavon kedelai dapat di metabolisme oleh mikroflora saluran pencernaan. Asam lambung juga diduga membantu proses ini. Bagian gula dihilangkan dari glikosida, menghasilkan bentuk aktif genistein dan daidzein, yang kemudian diserap usus halus. Namun, isoflavon juga dapat didegradasi oleh mikroflora usus menghasilkan metabolit - metabolit yang lain. Daidzein lebih dapat dicerna atau dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan genistein, karena mempunyai waktu yang lebih lama bertahan dalam usus halus. Genistein didegradasi dua kali lebih cepat, sehingga lebih sedikit yang dapat diserap. Meskipun demikian, beberapa produk hasil metabolismenya kemungkinan juga bermanfaat bagi kesehatan. Kedelai telah menjadi makanan sehari-hari penduduk Asia. Pada sebagian besar negara Asia, konsumsi isoflavon diperkirakan antara 25 – 45 mg/hari. Jepang merupakan negara yang mengkonsumsi isoflavon terbesar, diperkirakan konsumsi harian orang Jepang adalah 200 mg/hari. Di negara-negara Barat konsumsinya kurang dari 5 mg isoflavon per hari.
Hasil-hasil penelitian di berbagai bidang kesehatan telah membuktikan bahwa konsumsi produk-produk kedelai berperan penting dalam menurunkan resiko terkena penyakit. Isoflavon dalam kedelai telah dipelajari untuk menjelaskan efek fisiologis dari kedelai tersebut. Ternyata, dalam beberapa kasus penyakit, isoflavon merupakan faktor kunci dalam kedelai sehingga memiliki potensi memerangi penyakit tertentu.Isoflavon kedelai juga terbukti, melalui penelitian in vitro dapat menghambat enzim tirosin kinase, oleh karena itu dapat menghambat perkembangan sel-sel kanker dan angiogenesis. Hal ini berarti suatu tumor tidak dapat membuat pembuluh darah baru, sehingga tidak dapat tumbuh. Penelitian in vitro yanglain menunjukkan bahwa genistein menghambat pertumbuhan sel kanker prostat dan sel kanker payudara manusia. Genistein juga mempunyai aktivitas anti oksidan, yang berperan dalam kemampuannya sebagai zat anti karsinogen. Peranan isoflavon dalam membantu menurunkan osteoporosis juga telah diteliti. Konsumsi protein kedelai dengan isoflavon telah terbukti dapat mencegah kerapuhan tulang pada tikus yang digunakan sebagai model untuk penelitian osteoporosis. Studi yang lain menunjukkan hasil yang sama pada saat menggunakan genistein saja. Produk kedelai yang mengandung isoflavon dapat membantu pengobatan simptom menopause. Pada wanita yang memproduksi sedikit estrogen, isoflavon (phitoestrogen) dapat menghasilkan cukup aktivitas estrogen untuk mengatasi simptom akibat monopouse

E.     Kedelai dan Kesehatan Jantung
            Penyakit jantung koroner merupakan masalah medis yang serius bagi banyak negara. Studi yang menyangkut penyakit ini sangat kompleks karena penyebabnya bukan satu macam, tetapi ditentukan oleh sejumlah faktor resiko, antara lain faktor genetik atau sejarah keluarga yang berhubungan dengan penyakit jantung koroner (CHD), hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes mellitus, diet tinggi, lemak dan kalori, dan kadar kolesteol LDL yang tinggi.
Tingkat kolesterol darah dapat ditentukan oleh jenis lemak yang ada dalam makanan yang dikonsumsi (diet). Peningkatan kolesaterol total dan kolesterol LDL dalam darah meningkatkan resiko penyakit jantung koroner. Oleh karena itu, makanan sehari-hari yang dikonsumsi, merupakan unsur dasar yang digunakan untuk mempelajari penyakit jantung koroner.
Atherosklerosis merupakan proses terbesar yang mendahului sebagian besar kasus penyakit jantung koroner. Hal ini berhubungan dengan pembentukkan gumpalan atau plague, yang disebabkan oleh kolesteol darah yang tinggi, dalam arteri jantung dan penyumbatan yang disebabkan plague tersebut. American Heart Association telah memberikan rekomendasi bahwa konsumsi lemak harian adalah maksimal 30% dari konsumsi energi harian dan konsumsi lemak jenuh dikurangi untuk menurunkan kolesterol. Produk-produk kedelai produk yang rendah kandungan asam lemak jenuhnya, bebas kolesterol dan tinggi serat dan protein yang memenuhi rekomendasi tersebut. Pada bulan oktober 1999, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat telah menyetujui klaim kesehatan dalam hubungan antara kedelai dan kesehatan jantung dengan kalimat sebagai berikut : “25 gram protein kedelai sehari, sebagai bagian diet rendah lemak jenuh dan kelesterol, dapat menurunkan resiko penyakit jantung” (FDA, 2000).Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi diet dengan protein kedelai akan menurunkan kolesterol darah. Penurunan kadar kolesterol oleh suplementasi protein kedelai tersebut sama dengan yang disebabkan oleh obat-obat penurun kolesterol yang diproduksi secara sintetik. Terapi diet (terapi melalui pengaturan makanan) untuk menurunkan kolesterol lebih efektif jika menggunakan protein kedelai dibandingkan hanya menggunakan makanan rendah lemak saja karena mengandung isoflavon yang terdiri atas genistein, daidzein dan glicitein. Protein kedelai dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskular dengan cara mengikatkan profile lemak darah. Khususnya, protein kedelai menyebabkanpenurunan yang nyata dalam kolesterol total, kolesterol LDL dan trisliserida serta meningkatkan kolesterol HDL. Karena estrogen telah terbukti menurunkan kolesterol LDL, peranan isoflavon diduga mirip estrogen (estrogen like), menghasilkan efek yang sama.
Dibandingkan dengan protein hewani, protein kedelai menurunkan penyerapan kolesterol pada usus halus demi menginduksi peningkatan ekskresi fekal asam empedu dan steroid. Hal ini mengakibatkan hati lebih banyak merubah kolesterol dalam tubuh menjadi empedu, yang akibatnya dapat menurunkan kolesterol dan meningkatkan aktivitas reseptor kolesterol LDL, yang mengakibatkan peningkatan dalam laju penurunan kadar kolesterol.Di samping hal-hal tesebut diatas terdapat beberapa sebab lain yang menerangkan peranan protein kedelai dalam menurunkan kolesterol. Misalnya, protein kedelai kaya akan asam amino glisin dan arginin yang mempunyai kecenderungan dapat menurunkan sintesa kolesterol. Dilain pihak protein hewani, mempunyai kendungan lisin yang tinggi, yang cenderung untuk meningkatkan insulin darah, dan mendorong sintesis kolesterol. Komponen lain dalam kedelai yang dapat menurunkan kolesterol antara lain : serat, saponin dan phitosteral. Serat dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Total serat makanan sangat penting dalam menjaga kesehatan yang baik. Serat larut dan tidak larut dalam kedelai mempunyai efek yang sangat menguntungkan bagi kesehatan.Saponin secara kimia mirip dengan kolesterol dan dapat memblokir penyerapan kolesterol dan meningkatkan sekresi kolesterol dari dalm tubuh. Phitosterol dapat menurunkan kolesterol dengan cara berkompetisi dengan kolesterol dalam proses penyerapan diusus halus.

F.     Kedelai dan Osteoporosis
            Beberapa studi telah dilakukan untuk menghubungkan konsumsi kalsium dengan pengendalian osteoporosis. Penambahan kalsium dan estrogen yang dilakukan terhadap 72 orang wanita pasca menopause menunjukkan adanya pengurangan penurunan massa tulang. Sedangkan studi pemberian kalsium yang diberikan dalam bentuk ditambahkan kedalam bahan makanan menunjukkan bahwa kalsium mempunyai efek dalam melindungi mineral tulang pada wanita yang belum atau telah menopause. Konsumsi kalsium bervariasi selama kehidupan manusia, dengan kebutuhan ekstra kalsium yang meningkat selama periode pertumbuhan dan kehamilan.
Diet dari tumbuh-tumbuhan, terutama yang sumber utamanya kedelai, dapat membantu mencegah osteoporosis. Beberapa hal yang menyebabkan adanya hubungan yang menguntungkan antara protein kedelai dan kalsium adalah :
a.       Kedelai rendah kandungan asam amino bersulfur. Asam amino bersulfur dapat menghambat resorpsi kalsium oleh ginjal, yang menyebabkan lebih banyak kehilangan kalsium dalam urine.
b.      Protein hewani diketahui mempunyai kandungan phosfor dan phosfat yang tinggi, dan tingginya kandungan phosfor dan phosfat tersebut menyebabkan kehilangan kalsium dari tubuh. Oleh karena itu, penggantian protein hewani dengan protein kedelai dapat mengurangi kehilangan tersebut

G.    Kedelai dan Menopause
            Wanita akan melalui masa puber, tahun-tahun reproduksi dan akhirnya menopause. Menopause merupakan proses penuaan yang alami akibat turunnya kandungan hormon estrogen, dan terjadi pada tingkat ketika wanita berhenti evolusi dan menstruasi. Banyak wanita melalui masa transisi ini tanpa mengalami ketidaknyamanan, akan tetapi ada juga sejumlah wanita mengalami gejala-gejala yang tidak mengenakkan dan memerlukan dukungan. Menopause juga meningkatkan resiko penyakit jantung dan osteoporosis. Masa-masa pre-menopause dapat terjadi antara umur 45 ke 55 tahun, meskipun dapat terjadi juga diusia 40 tahun. Menopause terjadi akibat turunnya level estrogen. Terdapat dua jenis hormon pada wanita yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) yang diperlukan dan penting untuk perkembangan reproduksi yang normal, dan bersama-sama membantu produksi estrogen pada wanita.
            Isoflavon yang terdapat dalam kedelai, terbukti dapat meniru peranan dari hormon wanita yaitu estrogen. Estrogen berikatan dengan reseptor estrogen sebagai bagian dari aktivitas hormonal, menyebabkan serangkaian reaksi yang menguntungkan tubuh. Pada saat kadar hormon estrogen menurun, akan terdapat banyak kelebihan reseptor estrogen yang tidak terikat, walaupun afinitasnya tidak sebesar estrogen, isoflavon yang merupakan phitoestrogen dapat juga berikatan dengan reseptor tersebut. Jika tubuh mengkonsumsi isoflavon, misalnya dengan mengkonsumsi produk-produk kedelai, maka akan tejadi pengaruh pengikatan isoflavon dengan reseptor estrogen yang menghasilkan efek menguntungkan, sehingga mengurangi simptom menopause.
            Kemampuan lain dari isoflavon adalah dapat menutupi atau memblokir efek potensial yang merugikan akibat produksi estrogen yang berlebihan dalam tubuh. Isoflavon dapat berfungsi sebagai estrogen selektif dalam pengobatan, menghasilkan efek menguntungkan (sebagai anti kanker dan menghambat atherosklerosis) tetapi tidak menimbulkan resiko (meningkatkan resiko kanker payudara dan endometrial) yang biasa dihubungkan dengan terapi pengganti hormon yang biasa dilakukan. Berdasarkan hal-hal diatas, isoflavon diduga mempunyai fungsi ganda terhadap menopause :
1.      Anti estrogenic effect pada saat hormon estrogen berlebihan, yang dapat menurunkan resiko kanker payudara pada pre-menopausal woman.
2.      Estrogenic effect pada saat estrogen alami berkurang jumlahnya, yang menguntungkan dalam mencegah penyakit kardiovaskuler, osteoporosis dan sistem vesomotor pada wanita pre- dan post-menopausal.

H.     Kedelai dan Kanker
            Kanker dicirikan dengan pertumbuhan sel secara abnormal yang menyebar dan menghancurkan organ-organ lain dan jaringan tubuh. Kanker dikelompokkan sesuai dengan jaringan yang terkena, misalnya kanker payudara, kanker rahim, kanker prostat, kanker lambung dan kanker kolon. Penyebab sebenarnya dari kanker belum diketahui dengan pasti namun kanker memiliki faktor resiko. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah diet (makanan sehari-hari), merokok, konsumsi alkohol, tingkah laku reproduksi, infeksi dan faktor-faktor geografis termasuk sinar matahari dan lamanya terekspose bahan-bahan karsinogenik (produk-produk pembakaran fosil, limbah radioaktif, debu, asap, residu pestisida dan bahan tambahan pangan), pengaruh bahan-bahan mutagen dan karsinogen tersebut dapat menyebabkan kerusakan DNA dilanjutkan dengan proses mutagenesis dan karsinogenesis. Produk-produk dari kedelai yang digunakan dalam diet sehari-hari memperlihatkan efek perlindungan terhadap senyawa pembentukan kanker yang sangat kuat yaitu M-methyl-N-nitro-N-nitrosoguanidine (MNNG) yang menginduksi kanker lambung pada hewan percobaan. Produk-produk kedelai seperti tahu, isolat protein kedelai, susu kedelai dan miso juga mampu untuk memblokir pembentukan nitrit yang diketahui bersifat karsinogen.



Tabel 3. Faktor resiko penyebab kanker
Faktor Risiko
Insiden (%)
Diet atau bahan tambahan pangan
35
Tembakau atau mer okok
30
Tingkah laku seksual
7
Alkohol
5
Pekerjaan
4
Polusi
4
Sebab lain
19
Sumber : Mc Laren (1991)
            Terdapat beberapa komponen dalam kedelai yang dipercaya mempunyai sifat anti kanker. Senyawa tersebut antara lain : inhibitor protease, phitat, saponin, phitosterol, asam lemak omega-3 dan isoflavon. Diantara anti kanker tersebut, perhatian terbesar ditunjukan terhadap isoflavon. Isoflavon saat ini banyak diteliti karena potensinya dalam mencegah dan mengatasi banyak gangguan kesehatan lainnya. Mekanisme yang banyak diketahui sebagai anti kanker dari isoflavon adalah aktivitas anti estrogen, menghambat aktivitas enzim penyebab kanker, aktivitas anti oksidan dan meningkatkan fungsi kekebalan sel. Percobaan pada hewan menunjukkan bahwa hewan yang diberi makanan dari kedelai mengalami lebih sedikit dari kanker payudara dibandingkan dengan yang telah diberi makanan yang mengandung isoflavon. Studi-studi epidemilogi dan laboratorium telah menunjukkan bahwa konsumsi kedelai dapat mengurangi resiko perkembangan beberapa jenis kanker, antara lain kanker payudara, prostat dan kanker kolon.
I.       Kedelai dan Penyakit Ginjal
Ginjal melakukan beberapa fungsi yang sangat penting bagi tubuh, antara lain Mengeluarkan sebagian besar produk-produk buangan hasil metabolisme dalam tubuh, mengatur tekanan darah, memproduksi hormon untuk produksi sel darah merah dalam sum-sum tulang, merubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya yang dapat digunakan tubuh, melakukan beberapa fungsi metabolisme lainnya.Diet yang terkontrol adalah sangat penting dalam menangani gagal ginjal. Treatmen dengan makanan bermaksud untuk memelihara cairan tubuh, menghindari perubahan yang merugikan dalam kimia tubuh, menghilangkan simptom yang disebabkan oleh urea yang timbul dalam darah dan mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut. Untuk pasien dengan gagal ginjal, juga perlu untuk membatasi konsumsi protein sampai sekitar 0.6 g/kg berat badan dan merubah jenis protein yang dimakan sehari-hari. Diet dengan kedelai menunjukkan efek positif pada pasien dengan ketidak seimbangan ginjal yang disebabkan sindrom nephrotic. Nephrotic syndrome adalah penyakit ginjal akibat hilangnya protein ke dalam urine dan menyebabkan oedema, hipertensi dan lemak darah yang tinggi. Penggantian protein hewani dengan protein kedelai menghasilkan penurunan kadar kolesterol darah dan menurunkan kehilangan protein kedalam urine. Protein kedelai juga memiliki asam amino esensial yang mudah diserap oleh orang yang memiliki gagal ginjal yang biasanya mempunyai masalah dengan pencernaannya. Protein kedelai juga dapat membantu penyerapan kembali kalsium oleh ginjal.

J.      Kedelai dan Diabetes Mellitus
            Diabetes mellitus adalah penyakit degeneratif, yang menyebabkan suatu defisiensi hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas. Insulin diperlukan untuk mengangkut glukosa (gula) kehati dan sel-sel lemak tempat penyimpanannya. Terdapat dua jenis diabetes mellitus yaitu Tipe I dan Tipe II. Penyebab diabetes Tipe I diduga oleh infeksi virus, yang merusak sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Jenis ini berkembang dengan cepat dan merupakan kondisi yang permanen sehingga memerlukan injeksi insulin yang rutin. Diabetes mellitus Tipe II lebih umum dan biasanya terjadi pada orang dewasa. Jenis diabetes ini berkembang secara perlahan-lahan. Tubuh secara berangsur-angsur memproduksi lebih sedikit insulin, dan dapat disebabkan oleh kelebihan berat badan dan lemak dalam tubuh. Bertambahnya berat badan dan lemak juga dapat menyebabkan berkurangnya aktivitas terhadap insulin. Kedelai mempunyai glicaemix index yang rendah dan membantu menormalkan tingkat glukosa darah. Protein kedelai tinggi kandungan glisin dan arginin yang dapat menurunkan insulin dalam darah. Hal ini, pada gilirannya akan menurunkan sintesis kolesterol dalam hati, mengurangi kadar kolesterol darah yang tinggi, yang sering ditemui pada penderita diabetes. Mengganti protein hewani dengan protein kedelai dapat menjadi cara pencegahan dan pengobatan yang efektif untuk penyakit ini.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bagian sebelumnya, berikut dapat disimpulkan tiga hal sehubungan dengan usaha katering.
1.      Pangan fungsional adalah pangan yang secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan  kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat  bagi kesehatan
2.      Pangan fungsional dibedakan dari suplemen makanan dan obat berdasarkan penampakan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Kalau obat fungsinya terhadap penyakit bersifat pengobatan (kuratif), maka pangan fungsinal hanya bersifat membantu pencegahan suatu penyakit (preventif).
3.      Syarat pangan fungsional yaitu harus merupakan produk pangan (bukan berbentuk kapsul, tablet, atau bubuk), harus dapat dikonsumsi sebagai bagian dari diet atau menu sehari - hari, dan mempunyai fungsi tertentu pada saat dicerna, serta dapat memberikan peran dalam proses tubuh tertentu, seperti: memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, mencegah penyakit tertentu, membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit tertentu, menjaga kondisi fisik dan mental, serta memperlambat proses penuaan
B.     Saran
Hasil pembahasan dapat memberikan saran kepada berbagai pihak, yaitu sebagai berikut.
1.      Hendaknya setiap masyarakat meningkatkan kesadaran mereka terhadap kesehatan dengan mengonsumsi pangan yang bersifat fungsional sebagai bagian diet mereka
Hendaknya setiap masyarakat dapat menemukan pangan lainnya yang memiliki sifat sebagi makanan fungsional untuk semakin meningkatkan derajat kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Silalahi, Jansen. 2006. Makanan Fungsional. Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Karakteristik kedelai sebagai bahan pangan fungsional.2006. eBookPangan.com, diakses pada 29 Maret 2013

Aisyah, Yuliani. 2007. Pangan Fungsional : Makanan untuk Kesehatan. Artikel pangan fungsional, diakses pada 29 Maret 2013

Nugraheni, Mutiara.2008.  Peranan Makanan Bagi Manusia. Jurusan PTBB, FT UNY. Artikel, diakses pada 29 Maret 2013




















DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.    Tujuan Penulisan
D.    Manfaat Penuisan
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Makanan Fungsional
B.     Syarat - Syarat Pangan Fungsional
C.    Klasifikasi Pangan Fungsional
D.    Peran Kedelai sebagai Pangan Fungsional
E.     Kedelai dan Kesehatan Jantung
F.     Kedelai dan Osteoporosis
G.    Kedelai dan Menopause
H.    Kedelai dan Kanker
I.       Kedelai dan Penyakit Ginjal
J.      Kedelai dan Diabetes Mellitus
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA








KATA PENGANTAR
Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.



















MAKALAH
MAKANAN FUNGSIONAL
DISUSUN OLEH :
NAMA KELOMPOK :
1.     NETY AGUSTIN
2.     ROZALIA SOPIANA
3.     NOFALDI
4.     FAHREJA
5.     NAFSI
KELAS : XII IPS 5

SMA NEGERI 1 MASBAGIK
2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA SEBAGAI PROSES PENGUATAN MENTAL ANTI KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Beberapa negara di Asia memiliki beragam istilah tentang korupsi. Di China, Hong Kong dan T...